Sharing Forum Psikologi Timur Pendampingan Psikologis Penyintas Bencana : Menyemai Metta

08.12

Kamis, 4 Mei 2017 Statistic Assiatance Center Fakultas Psikologi Universitas Surabaya mengadakan sebuah sharing forum berjudul “Psikologi Timur Pendampingan Psikologis Penyintas Bencana : Menyemai Metta”, yang diisi oleh Kristianto Batuadji, S. Psi, M.A. dan  Listyo Yuwanto, M.Psi, Psikolog.
Masyarakat seringkali berkomentar, “Lho, kenapa kok para praktisi psikologi ikut berangkat kalau ada bencana? Bukannya tugas mereka belakangan ya pas terapi?” Jawabannya adalah tidak, psikologi juga dibutuhkan pada saat awal bencana terjadi sebagai penanganan pertama juga yang dikenal dengan Psychological First Aid (disingkat dengan PFA).
PFA dapat diberikan kepada orang yang mengalami bencana secara langsung atau tidak langsung  dan membutuhkan bantuan. Tujuan utama dari PFA sendiri adalah untuk mengurangi  ketidaknyamanan psikologis dan membantu penyintas bencana ke kondisi kenyamanan psikologis seperti sebelum terjadinya trauma akibat bencana. PFA memiliki tiga komponen. Satu, restore safety yang fokus pada kesehatan fisik. Dua, facilitate function yang fokus pada kesehatan psikologis. Tiga, empower action yang fokus pada kesehatan perilaku.
PFA menyasar pada kebutuhan dasar individu yang mengalami kondisi darurat atau trauma antara lain pengurangan bahaya yang memberikan ancaman, meningkatkan rasa kontrol, penyediaan serta pemberian informasi yang dibutuhkan, kebutuhan dasar terpenuhi seperti makanan, minuman, kesehatan, tempat berlindung, kenyamanan psikologis dan arah untuk masa depan setelah mengalami bencana
PFA selama ini seringkali diberikan oleh orang yang non profesional. Selama ada kemauan dan kemampuan untuk terlibat dalam proses PFA. Kalau pun belum ada kemampuan, dan hanya berangkat dari kemauan dulu juga bisa. Ketika di lapangan bisa belajar sambil jalan sehingga kemampuan itu muncul. Munculnya kemauan itu didasari oleh Metta. Metta berarti kasih, tanpa diri, ditimbulkan oleh inspirasi, tanpa pamrih dan tanpa syarat.
Metta sangat erat dengan altruisme, yaitu paham yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain sebelum kepentingan diri sendiri.  Metta berasal dari bahasa Pali yang berarti cinta kasih sejati yang bersifat universal. Ada empet elemen penting dalam cinta sejati. Satu, metta, yaitu ketersediaan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Namun, seseorang tidak dapat mebahagiakan orang lain bila dirinya sendiri belu bahagia. sehingga sebelum berbagi kebahagiaan seseorang harus sudah bahagia dengan apa yang dimilikinya. Dua, karuna, yaitu ketersediaan berempati dengan penderitaan orang lain, seperti empati orangtua pada anaknya. Tiga, mudita, yaitu senang melihat kebahagiaan orang lain, untuk dapat senang dengan kebahagiaan orang lain harus ada uppekkha dulu. Terakhir, upekkha, yaitu ketenangan batin dan kesadaran bahwa hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan akan terus berlalu lalang sebagaimana awan putih dan awan hitam berlalu lalang. Metta merupakan bagian dari kajian psikologi timur sehingga sangat erat kaitannya dengan indigenous psychology.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts